1.
Penalaran
Menurut Para Ahli
·
Bakry
(1986) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang
paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu
kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah
diketahui.
·
Suriasumantri
(2001) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas
berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
·
Keraf (1985) berpendapat bahwa penalaran adalah
suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau
eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
Berdasarkan e-learning gunadarma
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari pemikiran. Secara sederhana penalaran
dapat diartikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan
proposisi-proposisi yang mendahuluinya.
Berdasarkan
Wikipedia Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran adalah
suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang
sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses
berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.
Macam-macam
Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :
·
Penalaran Induktif
Penalaran
induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk
hal-hal yang bersifat umum. Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi
inderawi atau empiris. Dengan kata lain penalaran induktif adalah proses
penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi
kesimpulan yang bersifat umum. Inilah alasan eratnya kaitan antara logika
induktif dengan istilah generalisasi.
Contoh!
I Harimau berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan
I Ikan Paus berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan
Kesimpulan:
(Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan).
·
Penalaran Deduktif
Penalaran
deduktif dibadani oleh filosof Yunani Aristoteles merupakan penalaran yang
beralur dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum menuju pada penyimpulan
yang bersifat khusus. Pada penalaran deduktif menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus. Corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme
hipotesis, silogisme alternatif. Dalam penalaran ini tedapat premis, yaitu
proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan kesimpulannya dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan kesimpulan secara
langsung diambil dari satu premis, sedangkan untuk penarikan kesimpulan tidak
langsung dari dua premis.
Contoh!
I Laptop adalah barang elektronik dan
membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
I DVD Player adalah barang elektronik
dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
Kesimpulan:
(semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi).
2. Proposisi
Proposisi
adalah pernyataan hubungan yang terdapatdi antara Subjek dan Predikat. Dengan
kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk
Subjek-Predikat atau Term-term yang membentuk kalimat.
Kalimat
Tanya, kalimat Perintah, kalimat Harapan, dan kalimat Inversi tidak dapat
disebut Proposisi. Hanyakalimat berita yang netral yang dapat disebut
Proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan Proposisi apabila diubah
bentuknya menjadi kalimat berita yang nertal.
Jenis-jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4
kriteria, yaitu berdasarkan:




Berdasarkan
bentuk, Proposisi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
·
Tunggal
adalah Proposisi yang terdiri dari satu Subjek dan satu Predikat atau hanya
mengandung satu pernyataan.
Contoh!
I Semua petani
harus bekerja keras
I Setiap pemuda
adalah calon pemimpin
·
Majemuk
atau jamak adalah Proposisi yang terdiri dari satu Subjek dan lebih dari satu
Predikat.
Contoh!
I Semua petani
harus bekerja keras dan hemat
I Paman bernyanyi
dan menari
Berdasarkan
sifat, Proposisi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
·
Kategorial
adalah Proposisi yang hubungan antara Subjek dan Predikatnya tidak membutuhkan
syarat apapun.
Contoh!
I Semua kursi di
ruangan ini pasti berwarna coklat
I Semua daun
pasti berwarna hijau
·
Kondisional
adalah Proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan Subjek dan
Predikatnya. Proposisi Konsisional dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Proposisi
kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh
Proposisi Kondisional!
I Jika hari ini
mendung maka akan turun hujan
Contoh
Proposisi Kondisional Hipotesis!
I Jika BBM turun
maka rakyat akan bergembira
Contoh
Proposisi Kondisional Disjungtif!
I Christiano
Ronaldo pemain bola atau bintang iklan
Berdasarkan
kualitas, Proposisi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
·
Positif
(Afirmatif) adalah Proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar
Subjek dan Predikat.
Contoh!
I Semua Dokter
adalah orang pintar
I Sebagian
manusia adalah bersifat sosial
·
Negatif
adalah Proposisi yang menyatakan bahwa antara Subjek dan Predikat tidak
mempunyai hubungan.
Contoh!
I Semua harimau
bukanlah singa
I Tidak ada
seorang lelaki pun yang mengenakan rok
Berdasarkan
Kuantitas, Proposisi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
·
Umum
adalah Predikat Proposisi yang membenarkan atau mengingkari seluruh Objek.
Contoh!
I Semua Gajah
bukanlah Kera
I Tidak seokor
Gajah pun adalah Kera
·
Khusus
adalah Predikat Proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian
Subjeknya.
Contoh!
I Sebagian
mahasiswa gemar olahraga
I Tidak semua
mahasiswa pandai menyanyi
3. Inferensi
Inferensi
menurut KBBI adalah simpulan yang disinpulkan.
Bisa
diartikan bahwa Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan
konteks penggunaannya. Dalam membuat Inferensi perlu mempertimbangkan
Implikatur. Implikatur adalah makna tudak langsung atau makna tersirat yang
ditimbulkan oleh apa yang terkatakan.
Terdapat 2 jenis metode
Inferensi:
·
Inferensi Langsung adalah
Inferensi yang kesimpulannya ditarik hanya dari satu premis (proposisi yang
digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih
luas dari premisnya.
Contoh!
I Ban motor Ani pecah sedangkan besok ingin
pergi ke kampus, tetapi Ani tidak mempunyai
uang untuk mengganti ban motor.
Kesimpulan: Ani besok tidak pergi ke kampus karena ban motornya pecah.
I “Bu, besok temanku berulang tahun. Saya
diundang makan malam, tetapi saya tidak punya baju baru dan kado pun belum
ada”.
Kesimpulan: Saya tidak pergi ke ulang tahun temanku.
·
Inferensi
Tak Langsung adalah Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua/lebih premis.
Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan
proposisi-proposisi lama.
Contoh!
I A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu
memberikan bekal makanan.
B :
Sayang Gudeknya agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang menjembatani kedua
ucapan tersebut misalnya (C) berikut ini.
C :
Bekal yang dibawa Ibu lauknya Gudek komplit.
I A :
Saya melihat ke dalam kamar itu.
B :
Plafonnya sangat tinggi.
Inferensi yang menjembatani kedua ucapan
tersebut misalnya (C) berikut ini.
C :
Kamar itu memiliki plafon.
4. Implikasi
Implikasi
adalah suatu keterlibatan antara dua buah objek atau lebih.
Contoh!
I “Jika matahari bersinar maka udara
terasa hangat”.
Jadi, kita
tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Karena
itu akan sama artinya jika kalimat diatas kita tulis sebagai:
“Bila matahari bersinar, udara terasa hangat”. “Sepanjang matahari bersinar, udara terasa hangat”. “Matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”. “Matahari bersinar hanya jika udara terasa hangat”.
“Bila matahari bersinar, udara terasa hangat”. “Sepanjang matahari bersinar, udara terasa hangat”. “Matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”. “Matahari bersinar hanya jika udara terasa hangat”.
Berdasarkan
pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut hangat adalah
cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar atau matahari bersinar
merupakan syarat cukup untuk udara terasa hangat.
Sedangkan
untuk menunjukkan bahwa matahari bersinar adalah dengan menunjukkan udara
menjadi hangat atau udara terasa hangat merupakan syarat yang sangat perlu
untuk matahari bersinar. Karena udara dapat menjadi hangat hanya bila matahari
bersinar.
5.
Wujud
Evidensi
Evidensi
adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autritas,
dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Evidensi
itu berbentuk data atau informasi, yaitu bahan keterangan yang diperoleh dari
suatu sumber tertentu, biasanya berupa statistik, dan keterangan-keterangan
yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya
dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan
keterangan).
Fakta
dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang
dikenal sebagai pernyataan dan penegasan. Pernyataan tidak mempunyai pengaruh
apa-apa terhadap sebuah evidensi, ia hanya sekedar menegaskan apakah suatu
fakta itu benar atau tidak. Dalam argumentasi, seorang penulis dapat
mengandalkan argumentasinya pada pernyataan saja, bila ia menganggap pendengar
sudah mengatahui fakta-faktanya, serta memahami sepenuhnya
kesimpulan-kesimpulan yang diturunkan kepadanya.
6. Cara Menguji Data
Data
dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena
itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan
yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Ada beberapa cara
yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut adalah:
a. Observasi
b.
Kesaksian
c. Autoritas
7. Cara Menguji Fakta
Untuk
menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh merupakan fakta, maka
harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat
pertama untuk mendapatkan kayakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah
itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari
semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan
yang akan diambil.
a.
Konsistensi
Konsistensi
dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah sematik dengan
sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi
dapat diartikan baik dalam hal semantik atau berhubungan dengan sintaksis. Berhubungan
dengan pengertian sintaksis yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten
jika tidak terdapat rumus P seperti yang kedua P penyangkalan adalah dari
aksioma dari teori yang terkait dibawah sistem deduktif.
b.
Koherensi
Koherensi
merupakan pangaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi
suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya.
Ada
beberapa penanda koherensi yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya
penambahan (aditif), rentetan (seri), keseluruhan ke sebagian, kelas ke
anggota, penekanan, perbandingan (komparasi), pertentangan (kontras), hasil
(simpulan), contoh (misal), kesejajaran (paralel), tempat (lokasi), dan waktu
(kala).
8.
Cara
Menguji Authoritas
Seorang
penulis yang objektif selalu menghindari semua desas-desus atau kesaksian dari
tanga kedua. Penulis yang baik akan
membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang
sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.

Yang
tidak mengandung prasangka artinya pendapat itu disusun berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh para ahli itu sendiri, atau didasarkan pada
hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya.

Pengalaman
dan pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebuh lanjut dalam
kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikannya.

Apakah
pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan
zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperliharkan
bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan,
jangan berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa
penulis kurang menyiapkan diri.

Kohesi
dan koherensi merupakan syarat utama kewacanaan atau tekstualitas, keduanya
merupakan konsep kapaduan. Pengertian Kohesi adalah keterpaduan bentuk
sedangkan Koherensi adalah kepaduan makna. Teks atau wacana yang kohesif
berarti setiap unsur lahirnya terpadu secara internal dalam satuan teks
tersebut. Jadi, setiap komponen teks yang lahir, misalnya kata aktual yang
didengar atau dibaca, saling terhubung dalam rangkaian. Unsur-unsur komponen
lahirnya harus saling tergantung. Jadi, kehadiran yang satu serasi dengan
kehadiran yang lain baik bentuk maupun distribusinya.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar